5 Trend Teknologi Web Hosting di Tahun 2022

Saat ini, sekitar 59% dari seluruh populasi dunia ada di Internet. Menurut beberapa prediksi, persentase ini kemungkinan besar akan meraih 75% pada awal 2022, yang berjumlah sekitar 6 miliyar pengguna secara total.

Secara alami, banyak yang ingin memanfaatkan fakta ini untuk memulai situs web mereka sendiri atau meluncurkan bisnis aplikasi. Dan untuk melakukan itu, mereka membutuhkan server untuk menampungnya.

Dengan kata lain, dengan kehadiran online menjadi normal baru, kebutuhan akan layanan web hosting tentu akan meningkat. Terlebih lagi, pasar diperkirakan akan melampaui $216 miliyar pada tahun 2025.

Sangat penting untuk penyedia hosting web untuk selalu mengikuti perubahan yang tengah berlangsung dan tren hosting terbaru. Owner situs web harus mengikuti tren ini juga apabila mereka ingin infrastruktur hosting mereka setara dengan yang terbaik saat ini.

1. Cloud Hosting Sedang Naik Daun

Alih-alih hanya mengandalkan pusat data fisik, dunia secara bertahap mulai beralih ke komputasi awan. Beberapa prediksi mengatakan pasar layanan cloud publik global kemungkinan besar akan mencapai $338,8 miliyar pada tahun 2021.

Selain itu, beberapa raksasa teknologi, seperti Google dan Alibaba, sudah mempelajari cloud hosting sejak lama dan terlebih lagi menawarkan solusi cloud penting kepada pelanggan mereka secara gratis.

Tidak seperti hosting tradisional, yang menyiratkan kalau semua penyelesaian disimpan di satu server fisik, cloud hosting menyebarkannya di jaringan server yang terhubung. Tidak hanya memastikan skalabilitas yang lebih besar, ada banyak alasan lain mengapa server cloud dianggap lebih unggul daripada rekan tradisionalnya.

Pertama, karna klien menyewakan ruang virtual alih-alih fisik, mereka cuma butuh membayar sumber energi yang benar-benar mereka gunakan. Terlebih lagi, situs web dan aplikasi dicadangkan secara teratur.

Baca Juga :   7 Teknologi Pertama yang Membentuk Dunia Digital

Dengan begitu, apabila satu server tidak berfungsi, yang lain dapat menggantikannya dan membawa beban. Pada gilirannya, itu dapat mencegah downtime dan kemunduran.

2. Hosting Luar Negeri Semakin Populer

Semakin banyak orang mulai menyadari berartinya keamanan data Internet. Mengingat hal itu, banyak pemilik situs web memilih untuk bergeser ke hosting luar negeri, karna membolehkan mereka anonimitas dan perlindungan yang lebih besar. Tidak hanya itu, jumlah pemerintahan yang otoritatif meningkat, memberlakukan undang-undang yang lebih ketat dan pajak yang lebih tinggi dari sebelumnya.

Penyedia hosting lepas pantai menggunakan server yang berlokasi di berbagai lokasi terpencil, adalah, hosting “havens.” Saat ini, lokasi yang paling banyak dicari termasuk Swiss, Norwegia, Bermuda, Kepulauan Cayman, Siprus, Malta, dll.

Karna undang-undang informasi privacy yang menguntungkan, Belanda juga ialah salah satu lokasi lepas pantai paling umum saat ini. Beberapa penyedia hosting lepas pantai terbesar semuanya memiliki kehadiran penting di Amsterdam, termasuk AbeloHost, Kamatera, dan Flaunt7.

Industri pusat data Islandia juga sudah berkembang pesat, saat ini menyumbang hampir 1% dari PDB negara itu. Tidak hanya memiliki undang-undang perlindungan privacy yang kuat dan mendukung netralitas bersih, Islandia populer dengan stabilitas koneksi internetnya

Tidak hanya itu, lingkungan dingin alaminya berfungsi sebagai sistem pendinginan server yang optimal.

3. Pusat Data Menjadi Bebas Karbon

Dengan berlangsungnya revolusi hijau, para maestro teknologi merasakan tekanan untuk beralih ke sumber energi terbarukan, seperti angin dan matahari. Kembali pada tahun 2017, Google merupakan perusahaan pertama yang sepenuhnya menggunakan energi terbarukan.

Kini, bagaimanapun, telah menetapkan tujuan yang lebih berani untuk menjadi 100% bebas karbon di semua lokasinya pada tahun 2030. Amazon sudah mengikuti jejak Google, berjanji untuk meraih pembaruan penuh pada tahun 2025 dan emisi karbon nol bersih pada tahun 2040.

Akan tetapi, menjalankan sumber bebas karbon 24/7 merupakan tugas yang menakutkan. Energi perlu disimpan di jaringan lokal sehingga dapat memberi daya ke pusat-pusat pada saat sumber daya tidak tersedia.

Baca Juga :   10 Aplikasi Televisi Online yang Dapat Diunduh di Android

Untuk mencapai itu, industri telah membangun sumber terbarukan mereka sendiri tepat di sebelah pusat data mereka. Sekali lagi, Google dan Amazon telah menjadi pemimpin di bidang ini. Tetapi, Amazon merupakan pemegang rekor, mengoperasikan 86 proyek energi terbarukan di seluruh dunia saat ini.

Walaupun prosedur ini efektif, itu cuma menuntaskan separuh dari masalah. Permasalahan tentang apa cara terbaik untuk menyimpan energi masih belum terjawab. Salah satu penyelesaian potensial berkisar pada penggunaan baterai lithium- ion. Baterai ini dapat menyimpan kelebihan energi terbarukan dan memberi makan jaringan saat kehabisan energi. Tetapi, mereka hanya dapat melakukannya untuk waktu yang singkat (sekitar beberapa jam).

Jadi, untuk menjalankan energi terbarukan sepanjang waktu, kita memerlukan penyelesaian yang lebih baik dan lebih menyeluruh, lebih disukai yang menyertakan penerapan beberapa teknologi sekaligus.

4. AI Merupakan Masa Kini dan Masa Depan

Menurut prediksi Gartner, salah satu perusahaan riset dan penasihat IT terkemuka di dunia, lebih dari 30% dari seluruh pusat data yang tidak menggunakan kecerdasan buatan (AI) akan tidak berkelanjutan secara ekonomi dan fungsional pada tahun 2020. Mengingat bahwa tahun 2020 adalah sudah lama berlalu, sudah saatnya perusahaan berbasis data mulai mempraktikkan AI dan pembelajaran mesin.

Di masa depan, AI mungkin akan merambah semua aspek kehidupan. Untuk saat ini, beberapa aplikasi yang diusulkan antara lain:

Melakukan Tugas Rutin

Menjalankan pusat data, bersama dengan seluruh karyawannya, membutuhkan banyak waktu, tenaga, dan sumber energi. Karna itu, perusahaan terpaksa mencari cara alternatif. Baru-baru ini, mereka sudah mencari AI untuk melakukan beberapa tugas biasa dan berulang mereka.

Misalnya, AI dapat membantu memaksimalkan kinerja server menggunakan analitik prediktif. Tidak hanya itu, dapat memantau peralatan dan dengan cepat mengidentifikasi cacat. Pada gilirannya, itu dapat menghindari kegagalan dan kemunduran peralatan yang mahal.

Berikut merupakan beberapa contoh lain dari apa yang dapat dilakukan AI untuk fasilitas pusat data:

  • manajemen suhu (sistem pemanas/pendingin)
  • ventilasi
  • pemantauan keamanan
  • mitigasi bahaya kebakaran
Baca Juga :   10 Fitur Tersembunyi yang Dapat Kamu Temukan Di Android

Keamanan Data

Tidak hanya ancaman fisik, AI juga dapat membantu menemukan dan mengurangi ancaman siber, yang sangat penting untuk bisnis berbasis data. Dengan mempelajari seperti apa perilaku jaringan yang khas, ia dapat dengan mudah mengidentifikasi setiap penyimpangan yang mungkin berlangsung.

Dengan kata lain, AI dapat mengetahui malware dan celah dalam sistem keamanan sejak dini, dan dengan demikian mencegah serangan siber dan pelanggaran data.

Konservasi Energi

Semakin banyak raksasa teknologi yang memakai AI di pusat data mereka untuk mengendalikan tugas penggunaan energi mereka yang sebelumnya memerlukan campur tangan manusia. Faktanya, berkat penggunaan AI, Google sudah sukses mengurangi mengonsumsi energi di pusat datanya hingga 40%.

5. Jumlah Pusat Data Menurun

Walaupun permintaan untuk kapasitas pusat data yang lebih besar meningkat dan persaingan semakin ketat, pusat data tradisional kemungkinan besar akan segera ketinggalan jaman. Seperti dilansir para peneliti pada tahun 2017, jumlah pusat data meraih 8,55 juta pada tahun 2015. Setelah itu, jumlah ini lambat- laun mulai menyusut dan diperkirakan akan turun menjadi hanya 7,2 juta pada tahun 2021.

Salah satu penjelasan yang paling mungkin untuk kejadian ini merupakan meningkatnya permintaan akan fleksibilitas, stabilitas, dan kecepatan yang lebih besar. Alih-alih menggunakan pusat data internal yang kecil, lebih banyak orang memilih untuk menyewa server dari penyedia layanan yang lebih besar.

Perubahan penting lainnya dalam industri pusat data merupakan meningkatnya penggunaan cloud hosting dan virtualisasi, yang akan segera menjadi standar baru.

Dengan begitu banyak tren menjanjikan yang mempengaruhi industri saat ini, tampaknya masa depan pusat data cerah. Tetapi, industri tentu akan berganti, kemungkinan besar hanya menjadi beberapa perusahaan yang menonjol.

Garis bawah

Agar tetap relevan dan meningkatkan layanan mereka, sangat penting untuk bisnis untuk mengikuti perkembangan yang tengah berlangsung di industri hosting web. Pasti saja, itu bukan tugas yang mudah, terutama mengingat banyaknya faktor yang berperan.

Mereka tidak hanya harus mengikuti kemajuan teknologi yang pesat namun juga menghadapi kejadian yang belum pernah terjalin sebelumnya, seperti pandemi COVID-19 2020.

Bagaimanapun, karna mencakup tantangan yang dipaksakan oleh pasar digital yang terus berganti, kita dapat mengharapkan industri web hosting berkembang dan meningkat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *